Sunday, May 28, 2006

Kecepatan Urusan MencapaiNya

Pemahaman kecepatan cahaya, sepertinya berada di puncak peradaban. Pengetahuan tentang kecepatan cahaya, bahwa tidak ada sesuatu yang melebihi kecepatan ini sepertinya menjelaskan posisi peradaban dan pengetahuan. Fisika teoritis telah menjelaskan antara lain, mengikuti hitungan transformasi Lorentz diperoleh bahwa jika misalnya sebuah pesawat dengan mencapai 200 000 km/detik di ruang angkasa maka waktu relatif 100 tahun di bumi sama dengan dalam pesawat tersebut hanya 80 tahun. Jika kecepatan mencapai 250 000 km/detik, 100 tahun menjadi 55,8 tahun. Saat pesawat mencapai 290 000 km/detik maka 100 tahun di bumi menjadi 24,5 tahun di pesawat. Ketika kecepatan pesawat mencapai 299 000 km/detik maka 100 tahun menjadi 7,7 tahun. Jika pesawat tersebut kemudian menembak dengan sinar laser maka pengamat dari luar pesawat melihat bahwa senjata laser tersebut tidak pernah mengeluarkan tembakan (karena pesawatnya sudah sama dengan kecepatan cahaya). Sedangkan, penembak melihat sinar laser tersebut menembak ke objek.
Di sisi lain, kecepatan mendekati cahaya juga akan mengalami kontraksi arah gerak
sehingga bisa memendek atau menjadi pipih.
Lalu bagaimana pemahaman kita terhadap ayat :
QS 32:5. Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu
Perhitungan dengan pemahaman satu hari = 1000 tahun = 1200 bulan telah menghasilkan hitungan bahwa urusan itu bergerak dengan kecepatan cahaya (lihat pada artikel : menghitung kecepatan cahaya dengan menghitung pergerakan bulan). Ini adalah pemahaman yang ’amazing’. Kalau satu hari (urusan naik kepadaNya) sama dengan 1000 tahun = 12000 bulan = 360000 hari (pembulatan) manusia atau alam semesta maka boleh jadi perbandingan urusan naik kepadaNya berada pada perbandingan ini. Artinya secara linier jelas jauh lebih tinggi dari kecepatan cahaya (tapi 360 ribu kali kecepatan cahaya !). Di ayat QS 70:4. Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun. Ayat ini berarti 50 kali 360 ribu (1,8 juta kali kecepatan cahaya). Logika ini, tentu hanya akan debat kusir belaka, karena pengetahuan fisika teoritis sampai saat ini berada pada aksioma, tidak ada yang dapat melebihi kecepatan cahaya. Namun, memberikan pemahaman bahwa 50 ribu tahun, 1000 tahun dengan pemahaman rumus turunan dari materi dan energi, saya kira bukan di situ ‘saja’ pengertiannya. Mengapa?, karena logika kecepatan ‘informasi’ naik kepadanya tidak berada pada kesetaraan materi yang bergerak pada kecepatan cahaya. Barangkali juga berada di luar pengetahuan tentang GUT (Grand Unified Theory). Kita juga masih bertanya, bagaimana dengan perjalanan nabi ke Sidratul Muntaha…… (Isra’ Miraj’)?.
Ketika Nabi tiba di Sidratul Muntaha, ada juga diceritakan (saya belum tahu kepastian sumbernya, kalau pembaca tahu, mohon dikabari sumbernya dan kesahihannya) bahwa Malaikat Jibril, untuk mencapai Allah, masih harus terbang 66 ribu tahun lagi. Subhanallah, 66 ribu tahun dalam hitungan malaikat Jibril (?). Satu hari saja sudah 50 ribu tahun, jadi kalau 66 ribu tahun?....

Read More!

Friday, May 26, 2006

Memulai dengan Percaya

Saya kira, sifat dasar dari pemahaman manusia adalah percaya. Seorang anak akan lebih mempercayai gurunya dari pada, bahkan kadang orang tuanya. Setelah percaya, kemudian pemahaman lanjutannya dipengaruhi pengetahuan, dan lingkungan tempat dirinya berada. Semua yang diketahui dan tidak diketahui, selalu dimulai dari percaya. Pernyataan percaya ini, dalam bahasa ilmu kerap dibahasakan sebagai hipotesis. Misalnya, kalau benar bahwa alam semesta ini dahulunya adalah satu, kemudian mengembang (dengan kecepatan tertentu), tentulah ada ”sisa” radiasi di alam semesta ini. Di tahun 1948 ahli fisika George Gemof, seorang Amerika sampaikan : seandainya alam semesta ini dulunya satu dan kemudian meledak maka pasti ledakanbesar itu meninggalkan sisa-sisa radiasi di ruang. Tahun 1965 dua orang ilmuan Arnold Pengias dan Robert Wilson menemukan sisa-sisa radiasi yang tersebar di ruang angkasa. Mereka memperoleh hadiah Nobel atas keberhasilan penemuannya.
Kesimpulan kemudian menjadi ”bisa dipercaya” dan ”bisa tidak dipercaya”. Kalau begitu, apa yang harus disimpulkan ketika kita tidak bisa melacak, belum dapat memikirkan, tak mampu memikirkan. Haruslah dimulai dari tidak percaya. Mengapa harus dimulai dari tidak percaya?. Kerap ’’kesombongan’’lah yang mendorong kita untuk tidak mau mempercayai, baik diungkapkan maupun tidak diungkapkan, halus, maupun benar-benar nyata.

QS 51. Adz Dzaariyaat
20. Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin.
21. dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?

Read More!

Tuesday, May 23, 2006

Mengukur Kecepatan Cahaya dari Pergerakan Bulan

Dia mengatur urusan dari langit ke Bumi, kemudian (urusan) itu kembali kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut perhitunganmu" (Q.S. Sajdah ayat 5).

Allah maha pengatur nan teliti memilih satelit bumi yang dikenal sebagai bulan untuk menyampaikan pernyataan satu hari = 1000 tahun menurut perhitungan manusia, maksudnya menurut perhitungan laju relatif bulan sebagai benda langit yang mengitari bumi dalam sehari 23 jam, 56 menit, 4.0906 detik. Dengan memperhitungkan jarak tempuh bulan dan satu hari = 12000 bulan (1000 tahun) = sekian hari = sekian detik dan kecepatan edar bulan terhadap bumi relatif , lalu radius tempuh geosentrik sekian-sekian, maka didapatkan bahwa kecepatan urusan itu = dengan kecepatan cahaya. Jadi singkatnya, dalam bahasa lainnya ayat ini memberitakan bahwa urusan kembali kepadaNya bergerak dengan kecepatan cahaya. Tidak ada kata "mendekati kecepatan cahaya", tapi pada kecepatan cahaya. Perhitungan yang menarik dan jelas dari artikel : no. 508. Satu Hari pada Cosmic Affair Setara Seribu Tahun di Bumi [Laju Cosmic Affair] dari HMNA - http://www.freewebs.com/hmnur/
Sulit membayangkan bahwa bulan (yang menurut beberapa hipotesis diakibatkan oleh benturan benda langit, lalu kemudian terlempar ke orbitnya saat ini ternyata berada dalam posisi begitu ideal dan sesuai dengan wahyu samawi dan ternyata dapat diperhitungankan untuk mengukur kecepatan cahaya. Dalam artikel singkat yang ditulis oleh Wildaiman : ... Seorang ilmuwan matematika dan fisika dari Mesir, Dr. Mansour Hassab Elnaby merasa adanya sinyal-sinyal dari Alquran yang membuat ia tertarik untuk menghitung kecepatan cahaya, terutama berdasarkan data-data yang disajikan Alquran. Dalam bukunya yang berjudul A New Astronomical Quranic Method for The Determination of the Speed C , Mansour Hassab Elnaby menguraikan secara jelas dan sistematis tentang cara menghitung kecepatan cahaya berdasarkan redaksi ayat-ayat Alquran. Dalam menghitung kecepatan cahaya ini, Mansour menggunakan sistem yang lazim dipakai oleh ahli astronomi yaitu sistem Siderial. Hasilnya, kecepatan cahaya adalah 299.792,4998 km/detik. Angka ini hampir sama dengan hitungan dari US National Bureau of Standard C = 299.792,4601 km/ detik.
Pengukuran lainnya dilakkuka oleh John Hall adalah ilmuwan yang berjasa dalam mengembangkan laser dengan tingkat kestabilan frekuensi ekstrem tinggi. Dengan menggunakan laser tersebut, bersama koleganya ia berhasil mengukur kecepatan cahaya tanpa cacat (koreksi), yaitu 299.792.458 meter per detik. Sebagai konsekuensinya, satu meter dapat didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh cahaya selama 1/299.792.458 detik. Namun angka-angka tersebut akurasinya sangat bergantung pada definisi ukuran satu meter. Selain itu, pengukuran yang menggunakan frekuensi optik sekitar 1015 Hertz (satu juta GigaHertz) ini ternyata sangat sulit karena jam atom cesium sendiri memiliki osilasi sekitar 100.000 kali lebih lambat.
Jadi lintasan bulan dengan kecepatan 3682,07 km / jam (atau 1,027972 km/detik dan sebesar bulan dapat dapat dipakai untuk menghitung foton/partikel cahaya dengan kecepatan hampir 300 ribu km per detik yang ukurannya bahkan hampir tidak bermasa (nyaris tak bermasa). Betapa telitinya posisi bulan itu sehingga dapat digunakan untuk menghitung "kebetulan" sama dengan kecepatan cahaya. Alangkah sempurnanya Allah mengatur posisi ciptaanNya di jagat ini....

Read More!

Monday, May 22, 2006

Pengemis Buta :'...Jangan dekati ..... Dia itu orang gila'

Tulisan ini dimuat di Republika hari Jumat 10 Februari 2006 halaman 7

Di sudut pasar kota Madinah, ada seorang pengemis buta Yahudi. Setiap hari pengemis itu selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, “Wahai tuan/nyonya jangan dekati Muhammad. Dia itu orang gila. Dia itu pembohong. Dia itu tukang sihir. Dia pemecah belah keluarga. Apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya.” Sambil menengadahkan tangan, pengemis itu selalu meneriakkan kata-kata kasar setiap hari.
Namun, setiap pagi hampir selalu ada seorang pria yang datang padanya dengan membawakannya makanan. Tanpa berucap sepatah katapun, pria misterius itu kerap menyuapkan makanan yang dibawa sembari mengelur rambut pengemis itu. Suatu ketika, pria yang biasanya datang memberinya makanan tak lahi singgah. Pengemis buta gundah, ia makin dirundung rindu dan bertanya-tanya dalam hati apa yang terjadi dengan pria yang kerap mencurahkan perhatian padanya.
Hingga suatu pagi ada seorang pria yang mendatanginya untuk memberikan makanan padanya. Namun ketika pria itu mulai menyuapi, si pengemis buta Yahudi marah sambil menghardik, “Siapakah kamu? Engkau bukan orang yang biasa menyuapi makanan untukku.” “Aku adalah orang yang biasa,” jawab pria itu.
“Tidak mungkin. Engkau pembohong. Orang yang biasa menghampiriku, selalu membelai rambutku sebelum menyuapiku. Kemudian menghaluskan makanan sehingga tidak sulit mulut ini mengunyah. Dia menyuapiku dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.” jawab sang pengemis.
Mendengar jawaban itu, pria tadi terhenyak. Mendadak hatinya luruh tidak dapat menahan air matanya. Ia tersedu sambil berkata kepada pengemis buta Yahudi itu, “Aku memang bukan orang yang biasa datang kepadamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya. Namaku Abu Bakar. Orang mulia yang biasa memberimu makan itu telah meninggal dunia. Dia adalah Muhammad. Muhammad kekasih Allah.”
Bak disambar petir, telinga tertampar, batin pengemis tercabik kelu. Pengemis buta Yahudi terperangah seal. Tubuhnya bergetar. Air matanya tumpah, nadanya serak terisak
Dengan terbata iapun berucap, ’benarkah orang yang sering mendatangiku itu Muhammad? Orang yang setiap hari aku fitnah?. Orang yang setiap hari aku caci?, dan orang yang setiap hari aku hina?“ tanya pengemis lunglai. „Anda benar, jawab Abu Bakar sambil terus terisak. Kerinduan Abu Bakar kepada Muhammad pun membuncah hebat. Sang menantu telah menggurat kenangan yang tak lekang di ingatan.
Sang pengemis buta Yahudi segera memegang tangan Abu Bakar. „Wahai Abu Bakar tuntun aku masuk Islam. Aku ingin bertemu dengan Muhammad. Tuntun aku wahai sahabat Muhammad.“ Dan sejak saat itu pengemis buta Yahudi itu memeluk Islam.
Kini, pengemis Yahudi meninggalkan pesan kepada kita.
Setidaknya ada dua golongan orang yang membenci nabi kita Muhammad saw.
Pertama, orang sombong. Mereka mengerti bahwa ajaran yang dibawa Muhammad saw benar. Namun mereka khawatir bila mengikuti jejak Muhammad kedudukan dan status sosialnya terancam. Yang termasuk golongan ini antara lain Abu Jahal. Walau tidak mengikuti ajaran Muhammad saw, Abu Jahal secara sembunyi kerap mendengarkan sang Nabi ketika membaca Al Qur’an.
Kedua, orang yang belum tahu kemuliaan Muhammad saw. Pengemis buta Yahudi, orang yang merendahkan, melecehkan dan juga para pelaku keji yang menjelek-jelekkan Nabi Muhammad SAW termasuk dalam kelompok ini.
Maka Jadilah seperti Abu Bakar. Dia penegak kebenaran. Dia penentang kebatilan. Diapun memerangi orang yang tak membayar zakat. Sebagai sahabat dan mertua, Abu Bakar tahu persis kemuliaan Muhammad saw. Abu Bakar kerap meneskan air mata bila teringat Muhammad saw. Abu Bakarpun selalu rindu bertemu dengan sang Nabi.
Ya Nabi…aku rindu berjumpa denganmu…aku rindu kepribadianmu melekat dalam diriku…akupun ingin tak ada lagi orang yang menghinamu. Aku rindu padamu ya Rosulullah…
Mudah-mudahan membawa pencerahan baru bagi yang membacanya.

Read More!

Friday, May 12, 2006

Kejadian Penciptaan

Ini saya kutip dari www.geocities.com/situskris/artikelutamaumur_alam_semesta_htm
yang merupakan potongan tulisan Winardi Sutantyo, dosen astronomi itb, anggota GKI Pasteur Bdg. .......

Perhatikan Kejadian, “Berfirmanlah Allah: ‘Jadilah terang.’ Lalu terang itu jadi.” Ini adalah hari pertama penciptaan. Lalu perhatikan Kejadian 1:14, “Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam.” Ini pada hari keempat. Ini sungguh aneh. Orang-orang pada waktu itu – seperti kita juga sekarang – tahu bahwa terang di bumi berasal dari matahari, bulan dan bintang-bintang. Mengapa ditulis bahwa terang diciptakan lebih dahulu daripada sumbernya? Tetapi coba kita bandingkan dengan teori big bang. Pada mulanya, ketika ledakan besar itu terjadi, alam semesta didominasi oleh radiasi. Terang atau cahaya adalah suatu bentuk radiasi. Jadi pada mulanya memang teranglah yang terjadi. Alangkah cocoknya dengan Kejadian 1! Matahari dan bintang-bintang baru terbentuk lama, lama sekali, yaitu ratusan ribu sampai milyaran tahun setelah big bang. Tetapi, seperti akan didiskusikan di bawah, kita juga harus hati-hati dalam menerima kecocokan itu. 1:3 ....

Kutipan berikut ini dari http://web.koen.cz/kosmis/enam-masa.php

Enam perioda penciptaan semesta dijelaskan dalam 41:9-12.
QS 41 Fusshilat
9.Katakan: sungguhkah kamu kufur kepada Yang menciptakan bumi dalam dua periode, dan kamu jadikan bagi-Nya sekutu? Itulah Rabb semesta.
10. Dan Dia menjadikan peneguh dari atasnya, dan Dia memberkahi serta menentukan kadar aqwat [daya yang membentuk kekuatan] padanya dalam empat periode. Itulah penjelasan bagi yang mempertanyakan.
11. Kemudian Dia berkuasa kepada langit yang berbentuk asap [partikel kecil], lalu berkata kepada langit dan bumi: Datanglah kamu berdua dengan sukarela atau terpaksa. Keduanya menjawab: Kami datang dengan sukarela.
12. Maka Dia menggubah langit dalam dua periode, dan mewahyukan bagi tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit dunia dengan pelita dan perlindungan. Itulah takdir Yang Maha Perkasa dan Maha Mengetahui. Intisarinya: bumi tercipta dalam dua periode, daya peneguh tercipta dalam empat periode, dan setelahnya langit dan bumi tercipta bersamaan, langit tercipta dalam dua periode. Jadi enam periode itu adalah empat periode penciptaan daya peneguh (rawasiya) dan dua periode penciptaan materi (langit dan bumi). --- pada beberapa penerjemahan kata periode disebutkan masa atau hari --- Rawasiya merupakan turunan kata rasa [meneguhkan, mengikat, menambat], dan dengan demikian memiliki arti peneguh, pengikat, penambat.

Pada QS 21:31, Allâh berfirman: QS 21: Al-Anbiyaa` (31) Dan Kami jadikan di bumi rawasiya yang membuatnya berpusing [berotasi] bersama mereka. QS 31: Luqmaan (10) Dia mencipta langit tanpa tiang seperti yang kamu lihat, dan dia meletakkan rawasiya di bumi supaya tidak menggoncangkan kamu. Dari sini kita bisa merasakan, rawasiya merupakan gaya alami yang menyusun tata letak dan tata gerak semesta.

Masa penciptaan ini, paling suka diperdebatkan karena dianggap/dinilai/dipandang kitab suci tidak sesuai dengan perkembangan dan fakta ilmu pengetahuan. Selalu ada cara pandang berbeda, pemahaman, dan pengertian yang berbeda, namun tentu dibutuhkan kejernihan hati untuk melihat kalam Sang Mahakuasa.

Read More!

Thursday, May 11, 2006

Keseimbangan Al Quran - Bag 2

Dikutip dari beberapa postingan dari yang lain-lain. Tidak begitu jelas sumber kutipannya, tapi inilah yang didapat :

Believe it Or Not, Dr. Tariq Al Swai dan menemukan bahwa sejumlah ayat dalam Alqur`an satu hal diulang sama banyaknya dengan bandingannya. Fakta yang menakjubkan, kata 'pria' diulang sebanyak 24 kali, begitupula kata 'wanita', 24 kali . Temuan ini dibenarkan secara gramatik dan sekaligus matematis, yaitu 24 = 24. Artinya, pria sejajar dengan wanita.

Dr. Tariq Al Swaidan, dalam analisa lebih jauh dari semua ayat-ayat Alqur'an, menemukan bahwa kesamaan jumlah ini selalu konsisten, dimana satu hal disebutkan sama sebagaimana pula lawannya. Dia dibuat kaget dengan hasil temuannya :

- Dunia diulang sebanyak 115 kali, Akhirat sebagai lawannya 115 kali.
- Malaikat 88, Setan 88.
- Hidup 145, Mati 145.
- Benefit 50, Corrupt 50.
- Manusia 50, Rasul 50
- Iblis 11, Meminta perlindungan dari godaan Iblis 11.
- Musibah 75, Syukur 75
- Spending (Sadaqah) 73 . Satisfaction 73
- People who are mislead 17 . Dead people 17
- Muslimeen 41 . Jihad 41
- Gold 8 . Easy life 8
- Magic 60 . Fitnah (dissuasion, misleading) 60
- Zakat (Taxes Muslims pay to the poor) 32 . Barakah (Increasing or blessings of wealth) 32
- Mind 49 . Noor 49
- Tongue 25 . Sermon 25
- Desite 8 . Fear 8
- Speaking publicly 18 . Publicising 18
- Hardship 114 .... Patience 114
- Muhammed 4 . Sharee'ah (Muhammed's teachings) 4
- Man 24. Woman 24

Lebih menarik lagi, Anda lihat pada temuannya dibawah ini :
-Salat diulang dalam Qur'an sebanyak 5 kali.
-Bulan 12 kali
-Hari 365

Lebih menarik lagi,

- Sea 32, Land 13
- Lautan + daratan = 32+13 = 45
- lautan = 32/45 * 100 = 71.11111111%
- daratan = 13/45 * 100 = 28.88888889%
- Lautan + daratan = 100.00%

Modern science has only recently proven that the water covers 71.111% of
the earth, while the land covers 28.889%.
Masih ada catatan-catatan keistimewaan lainnya yang telah ditemukan dari Al Qur'an ini. Keseimbangan salah satunya, penemuan lain yang ada di dalamnya juga tidak kalah "miracle"-nya.

Kemudian, selalu ada pertanyaan lanjutan: Adakah hal ini membuat ummat yang merasa dititipkan kitab pada mereka, semakin arif, semakin sholeh, semakin hati-hati, atau semakin bersombong karena merasa memiliki kitab paling sempurna....? ataukah mampu menunjukkan positioningnya : sebagai rahmatil ’alamin.

Read More!

Tuesday, May 09, 2006

Keseimbangan Al Quran - Bag 1

Ada banyak "upaya" untuk membuat ummat tersesat dan ragu dengan Al Qur'an, mulai dari pembahasan kritik sejarah, penafsiran intelektual, hermeuneutika untuk al qur'an, dan lain sebagainya.
Penemuan bilangan 19 dan keseimbangan al qur an yang antara lain ditemukan oleh Rashad Khalifa (yang kemudian mengaku sebagai nabi!!!) merupakan hal yang sangat istimewa ditinjau dari beragam pemahaman dan penafsiran terhadap kitab Allah yang terakhir ini. Fahmi Basya (dosen UIN - Matematika Al Qur'an) memberikan logika-logika kesalehan dan terobosan (lepas dari benar tidaknya) memberikan gambaran tidak kalah indahnya mengenai kota Al Qur'an, kekokohan bahasa yang matematis dan informasi lainnya (ikuti dalam milis perpustakaan-terbuai@yahogroups.com). Begitu juga dengan tulisan/telaahan Maurice Bucaille yang melakukan penganalisisan Sains dan Kitab Wahyu, memberikan tambahan siraman keimanan yang amat berharga untuk direnungkan.
Penemuan kekokohan bahasa al quran, informasi keseimbangan, bilangan 19, seolah-olah menjelaskan "bahwa sesungguhnya kamilah yang memelihara". Berikut kutipan beberapa ayat :
QS Al Hud : 17. Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Quran) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum Al Quran itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada Al Quran. Dan barangsiapa di antara mereka dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Quran, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Quran itu. Sesungguhnya (Al Quran) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.
QS Al Baqarah 23. Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
QS Yunus 37. Tidaklah mungkin Al Quran ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Quran itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam. QS Al Baqarah 4. dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
QS Asy Syura 52. Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.
QS Al Hijr 9. Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. Bilangan 19, keseimbangan huruf pada ayat suci, posisi ayat, posisi surat, terhubungnya dengan ilmu pengetahuan (yang sangat boleh jadi pengetahuan manusia - teknologi - sains) masih sedikit dibanding informasi yang dikandung Al Qur'an; dan terutama QS Al Hijr 9, ... dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya... seolah memastikan, memang model matematis yang dibangun pada ayat-ayat dan huruf al Qur'an itu, betul-betul mujizat tanpa tanding sepanjang peradaban manusia. Tantangan Allah juga, pada QS Al Baqarah 23 (buatlah satu ayat saja... ) menyadarkan kita bahwa memang manusia tidak akan mampu membuat, satu ayat saja dengan kekokohan matematis yang berada pada rangkaian "keajaiban sains" pada satu pernyataan berdimensi sosial.
Kritik sejarah penulisan, dan sejenisnya menjadi tidak relevan bahwa ayat ada yang dihilangkan, dikurangi, dan lain sebagainya. Kecanggihan teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan justru memberikan warna betapa kokohnya susunan yang terjadi Al Qur an yang ditulis di abad ke 6 Masehi ini. Jadi, mengapa harus biarkan pikiran berkelana di ladang kebimbangan, berprasangka ketidaksesuaian terhadap kemajuan jaman.

Read More!