Sunday, October 08, 2006

Kiamat itu bukan "hari kiamat"

Memahami istilah atau bahasa dari negeri lain menjadi penting agar kita tidak kehilangan makna atau arti sebenarnya dari kalimat atau kata yang dimaksud. Misalnya kata "kiamat". Saya memahaminya sebagai hari "the end of the world", hari kehancuran. Belakangan, karena para ulama dan ustad-ustad kian bertebaran menyebar informasi, baru tahu, bahwa kiamat itu hari kebangkitan. Hari dimana manusia dibangkitkan kembali untuk masuk ke pengadilan Allah Subhanawata'ala. Kalau hari penghancuran itu sendiri, dalam kitabnya orang Islam dikenal sebagai "saqar". Juga pengertian mabrurdalam ceramah tadi malam (9 Okt 06), Quraish Shihab menjelaskan bahwa dan seterusnya arti mabrur itu "melaksanakan". Ikhlas, artinya tunduk dan patuh, fitnah itu menyiksa. Jadi memahami fitnah lebih jahat dari pembunuhan bukan berarti membohong lebih kejam dari membunuh. Istilah-istilah itu memang menjadi sangat penting. Saya heran dan menyesalkan juga, mengapa kita begitu banyak menyerap dari bahasa al Qur'an ke dalam bahasa kita kemudian menjadi bahasa sehari-hari. Tapi, lalai untuk melakukan analisis dan penjagaan bahasa agar tidak keluar dari rel yang dimaksudkan dalam bahasa induknya. Boleh jadi, para pembaca penerjemahan bahasa Al Qur'an ke dalam bahasa Indonesia menjadi terkecoh oleh pengertian-pengertian bahasanya karena tidak memahami bahasa aslinya. Termasuk tentunya saya, karena tidak mengerti bahasa aslinya, maka pemahaman yang terserap juga, boleh jadi tidak selempeng apa yang sesungguhnya dipahami oleh yang mengerti bahasa aslinya. Dan, tentu masih banyak kata lain yang diserap oleh bahasa Indonesia yang jalinan pemahaman kemudiannya menjadi berbeda dengan aslinya. Baru kemudian saya sadari, memang diperlukan upaya menjaga tak habis-habis keaslian suatu naskah sehingga tidak menyalin dari salinan ke salinan yang akan semakin memisahkan dengan "tuntutan" yang "sesungguhnya" dimaui oleh penulisnya. Saya sedikit memahami, mengapa Allah menurunkan dalam bahasa Arab dan menjaga kehadiran Al Qur'an seperti itu sejak pertama kali dibukukan...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home