Tuesday, May 23, 2006

Mengukur Kecepatan Cahaya dari Pergerakan Bulan

Dia mengatur urusan dari langit ke Bumi, kemudian (urusan) itu kembali kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut perhitunganmu" (Q.S. Sajdah ayat 5).

Allah maha pengatur nan teliti memilih satelit bumi yang dikenal sebagai bulan untuk menyampaikan pernyataan satu hari = 1000 tahun menurut perhitungan manusia, maksudnya menurut perhitungan laju relatif bulan sebagai benda langit yang mengitari bumi dalam sehari 23 jam, 56 menit, 4.0906 detik. Dengan memperhitungkan jarak tempuh bulan dan satu hari = 12000 bulan (1000 tahun) = sekian hari = sekian detik dan kecepatan edar bulan terhadap bumi relatif , lalu radius tempuh geosentrik sekian-sekian, maka didapatkan bahwa kecepatan urusan itu = dengan kecepatan cahaya. Jadi singkatnya, dalam bahasa lainnya ayat ini memberitakan bahwa urusan kembali kepadaNya bergerak dengan kecepatan cahaya. Tidak ada kata "mendekati kecepatan cahaya", tapi pada kecepatan cahaya. Perhitungan yang menarik dan jelas dari artikel : no. 508. Satu Hari pada Cosmic Affair Setara Seribu Tahun di Bumi [Laju Cosmic Affair] dari HMNA - http://www.freewebs.com/hmnur/
Sulit membayangkan bahwa bulan (yang menurut beberapa hipotesis diakibatkan oleh benturan benda langit, lalu kemudian terlempar ke orbitnya saat ini ternyata berada dalam posisi begitu ideal dan sesuai dengan wahyu samawi dan ternyata dapat diperhitungankan untuk mengukur kecepatan cahaya. Dalam artikel singkat yang ditulis oleh Wildaiman : ... Seorang ilmuwan matematika dan fisika dari Mesir, Dr. Mansour Hassab Elnaby merasa adanya sinyal-sinyal dari Alquran yang membuat ia tertarik untuk menghitung kecepatan cahaya, terutama berdasarkan data-data yang disajikan Alquran. Dalam bukunya yang berjudul A New Astronomical Quranic Method for The Determination of the Speed C , Mansour Hassab Elnaby menguraikan secara jelas dan sistematis tentang cara menghitung kecepatan cahaya berdasarkan redaksi ayat-ayat Alquran. Dalam menghitung kecepatan cahaya ini, Mansour menggunakan sistem yang lazim dipakai oleh ahli astronomi yaitu sistem Siderial. Hasilnya, kecepatan cahaya adalah 299.792,4998 km/detik. Angka ini hampir sama dengan hitungan dari US National Bureau of Standard C = 299.792,4601 km/ detik.
Pengukuran lainnya dilakkuka oleh John Hall adalah ilmuwan yang berjasa dalam mengembangkan laser dengan tingkat kestabilan frekuensi ekstrem tinggi. Dengan menggunakan laser tersebut, bersama koleganya ia berhasil mengukur kecepatan cahaya tanpa cacat (koreksi), yaitu 299.792.458 meter per detik. Sebagai konsekuensinya, satu meter dapat didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh cahaya selama 1/299.792.458 detik. Namun angka-angka tersebut akurasinya sangat bergantung pada definisi ukuran satu meter. Selain itu, pengukuran yang menggunakan frekuensi optik sekitar 1015 Hertz (satu juta GigaHertz) ini ternyata sangat sulit karena jam atom cesium sendiri memiliki osilasi sekitar 100.000 kali lebih lambat.
Jadi lintasan bulan dengan kecepatan 3682,07 km / jam (atau 1,027972 km/detik dan sebesar bulan dapat dapat dipakai untuk menghitung foton/partikel cahaya dengan kecepatan hampir 300 ribu km per detik yang ukurannya bahkan hampir tidak bermasa (nyaris tak bermasa). Betapa telitinya posisi bulan itu sehingga dapat digunakan untuk menghitung "kebetulan" sama dengan kecepatan cahaya. Alangkah sempurnanya Allah mengatur posisi ciptaanNya di jagat ini....

0 Comments:

Post a Comment

<< Home