Sunday, June 04, 2006

Dunia ini Hanyalah Main-main belaka

Dunia yang penuh tantangan, perjuangan, sukses dan berhasil, dan segalanya kerap kita curahkan kepada isi dunia. Seluruh pemikiran, kerja keras, dan peningkatan peradaban dicurahkan segenap manusia dari hari ke hari, bulan ke bulan, tahun demi tahun untuk meningkatkan kualitas hidup. Dalam kitab wahyu, Allah menyampaikan sebuah perbandingan untuk dipikirkan :

QS 6: 32. Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?
QS 29:64. Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.
QS 47:36. Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.

Salah satu penjelasan yang mungkin (?) adalah pemahaman kita terhadap apa yang kita lihat melalui otak kita, tidak lebih dan tidak kurang adalah pemahaman indera tubuh kita terhadap dunia di luar kita yang diterima sebagai data digital yang masuk ke otak, kemudian otak memproses dan jadilah citra atau resume yang kemudian muncul dalam otak kita. Di sini dipisahkan antara citra yang dihasilkan oleh otak kita dengan objek sesungguhnya. Misalnya, jika kita melihat burung (seperti dijelaskan dalam situs www.harunyahya .com) maka objek burung itu masuk melalui mata kita mengalir ke otak sebagai data digital dan diproses membentuk citra (bayangan) yang sama dengan burung yang kita lihat. Jadi yang kita lihat, sesungguhnya adalah objek hasil pengolahan otak kita yang dibaca oleh ruh. Pengertiannya kurang lebih seperti proses yang diolah oleh CPU komputer (yang menjadi otak) dan menghasilkan citra (pada layar komputer), dan user (ruh) yang membaca/melihat hasil pengolahan itu. Karena itu, objek yang kita lihat itu, sesungguhnya adalah sebentuk objek yang betul-betul berada pada otak kita, bukanlah objek yang sesungguhnya. Andaikan otak kita itu disuguhkan informasi serupa melalui jaringan kabel ke otak, tentu akan itu pula yang dipercaya oleh otak kita sebagai objek yang dilihatnya.

Pada posisi itukah, maka adanya wahyu di atas agar kita merenungkannya?. Apakah ini juga bagian kecil dari pemahaman Wahdatul Wujud?. Inikah yang dipahami sesungguhnya dunia ini adalah senda gurau belaka, apakah kita sedang ''tertipu'' ketika kita mempercayai seluruh objek yang kita lihat dan rasakan. Dunia itu, sesungguhnya berada dalam persepsi yang dipahami oleh ‘ruh’ ketika membaca ‘otak’ fisisnya. Wallahu alam.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home